Senin, 08 Juli 2013

Pengertian dan Cara Menyusun Resensi

| Senin, 08 Juli 2013 |

Resensi adalah penilaian mengenai kualitas buku, baik isi maupun perwajahannya dengan disertai alasan dan bukti. Resensi biasanya muncul dalam berbagai surat kabar / majalah dengan nama yang berbeda, misalnya bedah buku dan pertimbangan buku.meskipun namanya berbeda, isinya sama saja. Isi yang disajikan berupa pertimbangan baik buruk isi buku yang di resensi. Penyajiannya, selain memuat isi resensi juga meliputi judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, jenis huruf, halaman sampul (cover) dan harga buku.
Buku yang di resensi biasanya buku terbitan baru sehingga dengan munculnya resensi di media cetak, para pembaca dapat mengetahui dan memutuskan perlu tidaknya membaca buku tersebut. Dengan demikian, resensi dapat berfungsi sebagai pemberi informasi, alat reklame dan tulisan ilmiah.

Fungsi pemberi informasi dimaksudkan memberikan informasi tentang adanya buku baru. Fungsi alat reklame dimaksudkan sebagai promosi adanya buku baru yang telah terbit. Fungsi karya ilmiah dimaksudkan resensi sebagai salah satu jenis karya ilmiah karena didalamnya disajikan pembahasan tentang isi buku dengan disertai alasan dan bukti.

Sistematika resensi atau cara menyusun resensi biasanya mengikuti pola berikut ini.


1. Judul resensi (boleh sama dan boleh berbeda dengan judul buku yang di resensi)

2. Perwajahan (jati diri buku) meliputi :

a. Judul buku

b. Nama pengarang / penulis

c. Nama penerbit dan tahun terbit

d. Jumlah halaman

e. Jenis huruf

f. Halaman sampul (cover)

g. Harga buku

3. Pembuka, Meliputi :

a. Uraian yang menjelaskan isi buku secara umum

b. Kaitan dengan hal diluar isi buku (bila perlu)

4. Pembahasan, meliputi :

a. Analisis terhadap isi buku dengan disertai alasan dan bukti yang ada dalam isi buku

b. Analisis berupa kekuatan dan kelemahan (bila ada) isi buku yang di resensi

5. Penutup, meliputi penilaian penulis resensi mengenai perlu-tidaknya pembaca resensi membaca atau memiliki buku tersebut
.

Readmore..

Pengertian dan Contoh Kata Imbuhan

| |

Imbuhan dalam Bahasa Indonesia terdiri atas awalan, sisipan, akhiran, dan gabungan. Penulisan imbuhan tersebut dilakukan dengan cara merangkaikannya dengan kata yang dilekatinya. Dengan kata lain, penulisan imbuhan disatukan degan kata yang mengikutinya.

Perhatikan tabel penulisan contoh kata imbuhan berikut ini!


Imbuhan
Bentuk Dasar
Bentuk Berimbuhan
Ber-
sidang
bersidang
-em-
getar
gemetar
-an
anggar
anggaran
Pe(N)-an
bangun
pembangunan
Per-an
tanggung jawab
pertanggungjawaban
Ke-an
Tidak adil
ketidakadilan
a-
moral
amoral
Swa-
daya
swadaya
Is-
pancasila
pancasilais
tuna
karya
tunakarya
non
pribumi
nonpribumi
non
Indonesia
Non-Indonesia

Jika diperhatikan contoh kata imbuhan (bentuk terikat) pada tabel, terlihat bahwa cara penulisan imbuhan yang melekat pada kata (kata dasar atau kata majemuk) dan frasa disatukan. Namun, bila dasarnya berawal dengan huruf kapital, maka antara keduanya harus diberi tanda hubung (-) sebagai penyatunya seperti kata Indonesia dan kata imbuhan non.

Readmore..

Pengertian dan Contoh memo

| |

Memorandum atau biasa juga disebut memo adalah termasuk salah satu jenis surat pendek yang berisi saran, peringatan atau perintah dari atasan kepada bawahan. Isi memo harus singkat dan mudah dimengerti oleh orang yang dituju.

Berikut contoh Memo atau memorandum :


Logo pemerintahan daerah TK II Kabupaten Bandung
Memo
Kepada : Saudara Wawan
Dari       : Kahumas

Ini adalah kode komputer yang anda minta untuk digunakan “SK8BZ3G853JP”. Harap digunakan dengan bijak, Terimakasih.

                                                                                                      2 April 2013-04-02

                                                                                                      (Tanda tangan)

                                                                                                     H. Mahmud



Sistematika penulisan memo yang tampak pada contoh memo diatas yaitu :

1. Logo/jati diri Instansi

2. Label memo

3. Pembuat memo

4. Isi memo

5. Waktu pembuatan memo

6. Tanda tangan pembuat memo

7. Nama terang pembuat memo

Readmore..

Pengertian dan Cara Membuat Laporan

| |

Laporan adalah semacam dokumen yang menyampaikan informasi hasil pengamatan, penelitian, pelaksanaan suatu kegiatan, ataupun fakta-fakta lainnya. 

Cara membuat laporan dengan baik, perlu diperhatikan hal-hal berikut :

1. Dasar Laporan

Sebuah laporan bertolak dari beberapa dasar : pembuat laporan, penerima laporan dan tujuan laporan. Pembuat laporan dapat dilakukan oleh perseorangan atau sendiri, begitu pula penerima laporan. Tujuan laporan biasanya untuk mengatasi masalah, mengambil keputusan, mengetahui kemajuan dan perkembangan masalah, mengadakan pengawasan dan perbaikan, untuk menemukan teknik-teknik baru dan sebagainya.

2. Syarat Laporan

Agar dapat meyakinkan orang yang menerima laporan, pembuat laporan harus mampu menyusun laporan dengan baik. Oleh sebab itu, pembuat laporan harus benar-benar memperhatikan syarat-syarat sebuah laporan yang baik.

Laporan yang baik harus memenuhi syarat, diantaranya :

a. Laporan harus ditulis dengan bahasa yang baik dan jelas

b. Isinya harus diurutkan sehingga masuk akal

c. Fakta-fakta yang disajikan harus menimbulkan kepercayaan penerima laporan

3. Macam-macam Laporan

Laporan dapat dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bentuk laporan itu dapat berupa formulir isian, surat, memorandum, dan laporan berbentuk deskripsi.. setiap bentuk laporan tersebut digunakan sesuai dengan pokok permasalahannya. Misalnya, laporan dalam bentuk formulir isian digunakan manakala seseorang ingin membuat KTP. Selain bentuk-bentuk laporan tersebut, macam laporan dapat dilihat dari segi keadaan masalahnya. Laporan jenis ini berbentuk laporan berkala, perkembangan, laboratoris, dan laporan penelitian. Disamping itu, laporan dapat berbentuk resmi dan dapat pula berbentuk populer (seperti hanya laporan yang dibuat para wartawan media cetak / elektronik)

4. Struktur Laporan

Untuk memperoleh sebuah laporan yang baik, struktur laporan harus mendapat perhatian yang lebih, sebab dari strukturlah penerima laporan dapat menilai apakah laporan dibuat dengan sistematikan yang baik atau tidak. struktur laporan yang berbentuk deskripsi tidak berbeda dengan sebuah karangan. Oleh sebab itu, struktur laporan terdiri atas pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan dalam sebuah laporan terdiri atas latar belakang, masalah dan tujuan. Isi terdiri atas uraian yang berkenaan dengan pokok masalah. Penutup berisi simpulan laporan.


Sistematika laporan populer biasanya disesuaikan dengan selera wartawan / medianya dan pembacanya.


Untuk mendapatkan sebuah laporan yang baik perlu diperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Laporan jenis apa yang akan dibuat?

2. Untuk siapa laporan itu dibuat?

3. Untuk apa laporan itu dibuat?

4. Dalam bentuk apa laporan itu dibuat?

5. Apakah bahasanya jelas dan menarik?

6. Apakah data-data / fakta-fakta yang disajikan terpercaya?

7. Apakah laporan ini tersusun secara sistematis?

8. Lengkapkah isi pendahuluannya?

9. Jelaskah uraian penanganan / pemecahan masalahnya?

10. Adakah simpulan dan sarannya?

Readmore..

Daftar Lengkap Angka-angka Romawi

| |

Angka Romawi adalah sebuah penomoran yang berasal dari zaman Romawi kuno, namun masih banyak digunakan sampai sekarang. Angka Romawi menggunakan huruf latin sebagai ganti nomor yang biasa kita gunakan.

Berikut Tabel daftar penomoran angka-angka Romawi

1                                I
90                               XC
2                                II
92                               XCII
3                                III
95                               XCV
4                                IV
98                               XCVIII
5                                V
99                               IC
6                                VI
100                             C
7                                VII
200                             CC
8                              VIII
300                             CCC
9                                IX
301                             CCCI
10                              X
400                             CD
11                              XI
500                             D
12                              XII
600                             DC
13                             III
700                             DCC
14                           XIV
800                          DCCC
15                              XV
900                             CM
16                           XVI
1000                           M
17                            XVII
1100                           MC
18                           XVIII
1400                           MCD
19                           XIX
1600                           MDC
20                              XX
1666                     MDCLXVI
21                            XXI
1888        MDCCCLXXXVIII
25                           XXV
1899              MDCCCXCIX
29                          XXIX
1900               MCM
30                           XXX
1976               MCMLXXVI
34                        XXXIV
2000               MM
39                       XXXIX
2080               MMXXC
40                            XL
2110               MMCX
50                            L
2140               MMCXL
52                            LII
2160               MMCLX
54                            LIV
2200               MMCC
56                            LVI
2300               MMCCC
58                           LVIII
2301               MMCCCI
59                            LIX
2400               MMCD
60                            LX
2600               MMDC
65                          LXV
2888    MMDCCCLXXXVIII
70                          LXX
2899           MMDCCCXCIX
71                          LXXI
2978           MMCMLXXVIII
75                         LXXV
3000           MMM
80                         LXXX
3100           MMMC
89                      LXXXIX
3500           MMMD

Untuk angka yang lebih besar :

MMMM = 4000

V = 5000 C = 100.000

X = 10.000 D = 500.000

L = 50.000 M = 1.000.000


Readmore..

Pengertian dan cara Membuat Paragraf

| |

Paragraf tersusun dari kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Paragraf yang baik hanya mempunyai satu pokok pikiran yang terdapat dalam kalimat utama.

Cara Menentukan Kalimat Utama dalam Paragraf


Kalimat utama dalam paragraf ialah kalimat yang didalamnya terdapat ide pokok atau pokok pikiran sebuah paragraf. Oleh karena itu, Kalimat utama bersifat umum dan cakupan informasinya lebih luas daripada kalimat penjelas.

Kalimat utama biasanya muncul dalam paragraf yang bukan paragraf deskripsi atau paragraf naratif. Untuk dapat menentukan kalimat utama yang ada dalam sebuah paragraf, kita harus mengetahui keluasan cakupan isi informasi yang ada pada setiap kalimat yang mendukung paragraf.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

1. Keberadaan sungai merupakan bagian dari rutinitas masyarakat yang berada dipinggirnya.

2. Karena sungai dimanfaatkan hampir dalam seluruh aktivitas vital, seperti mencuci, bahkan masih banyak yang memanfaatkannya untuk keperluan minum, air sungai menjadi kebutuhan yang cukup vital bagi masyarakat.

3. Ironisnya, sungai yang berada ditengah kota malah digunakan sebagai tempat pembuangan sampah.

4. Lebih memprihatinkan lagi, sungai bukan hanya sebagai akhir pembuangan limbah rumah tangga, melainkan juga dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah pabrik.

Setiap kalimat diatas mempunyai cakupan informasi yang berbeda-beda. Ada kalimat yang mengandung informasi yang masih umum dan ada pula kalimat yang mengandung informasi yang khusus. Dari keempat kalimat tersebut, kalimat (1) mengandung informasi yang lebih umum dibandingkan dengan kalimat lainnya. Kalimat (2,3 dan 4) berfungsi menjelaskan kalimat (1). Dengan demikian diantara keempat kalimat tersebut, yang dapat dijadikan sebagai kalimat utama ialah kalimat (1).

Cara Menentukan Kalimat Penjelas dalam Paragraf


Setelah dijelaskan bahwa kalimat utama mengandung informasi yang masih luas, selain itu dalam sebuah paragraf terdapat juga kalimat lain yang mengandung informasilebih khusus atau lebih sempit. Kalimat ini berfungsi sebagai penjelas. Oleh sebab itu kalimat yang berfungsi sebagai penjelas disebut kalimat penjelas.

Dari contoh kalimat diatas, kalimat (2,3 dan 4) adalah kalimat penjelas dari kalimat utama yaitu kalimat (1).

Cara Mengembangkan Kalimat Utama dalam Paragraf

Setelah menemukan kalimat utama, langkah selanjutnya dalam membuat sebuah paragraf adalah mengembangkan kalimat utama tersebut dengan beberapa kalimat pennjelas. Yang harus diperhatikan adalah informasi yang ada dalam kalimat penjelas harus masih berhubungan dengan kalimat utama. Jika informasinya berbeda, sebaiknya kalimat tersebut dimasukkan ke dalam paragraf berikutnya.

Readmore..
 
© Copyright 2013Pelajaran Bahasa Indonesia